BIOGRAFI KH. MA'RUF & K. SIDIQ



     K.H.Ma'ruf berasal dari desa Kalisari, ada yang mengatakan dari Pulo Kuwu Kradenan. Beliau menimba ilmu di langitan Tuban bersama K.Asmu'in dan pernah berguru kepada K.Sholeh Darat Semarang. K.H.Ma'ruf menikah dengan Nyai Samanah binti Pawiro, dan dikaruniai empat (4) anak yaitu:
   1.Mbah K.Kastolani
   2.Mbah Musriatun
   3.Mbah K.H.Masyhuri
   4.Mbah K.H.Sholih.

     Setelah Simbah Samanah meninggal, lalu Simbah KH.Ma'ruf menikah lagi dengan Mbah Juminah mantan istrinya Mbah Asmu'in.

     K.Sidiq berasal dari Jatisari Wirosari Grobogan Jawa Tengah. Dan masih keturunan dari Simbah Habibah Jatisari. Beliau diambil menantu oleh K.Pawiro, di jodohkan dengan putrinya yang bernama Supatmi. Dari pernikahan Simbah K.Sidiq dengan ibu Nyai Supatmi Beliau di karuniai (4) orang anak yaitu:
   1. Simbah K.Syamsyuddin
   2.Simbah Nyai Sulatun
   3.Simbah K.Basyaruddin
   4.Simbah Nyai Yatimmah

     K.H.Ma'ruf mendirikan pondok pesantren sekitar tahun 1908 begitu juga K.Sidiq sekitar tahun 1918 dan di kelola masing-masing. Tapi tak lama kemudian sekitar tahun 1944 Simbah K.Sidiq wafat. Begitu juga K.H.Ma'ruf sekitar tahun 1946 wafat. lalu pesantren K.H.Ma'ruf diganti oleh mbah K.Masyhuri, sedangkan K.Sidiq sa'at itu anaknya masih kecil belum dewasa, sehingga akhirnya antara pondoknya simbah K.Sidiq dan simbah K.H.Ma'ruf itu digabungkan oleh simbah K.Masyhuri, dan pada waktu itu karena tanahnya mbah K.H.Ma'ruf telah di waqofkan untuk pondok dan juga untuk masjid, akhirnya mbah K.H.Masyhuri meminta Mbah Supatmi (Istri Mbah K.Sidiq) supaya mewaqofkan tanahnya Mbah. K. Sidiq, akan tetapi mbah Supatmi tidak mau, karena pada waktu itu mbah K.Sidiq tidak mewaqokan tanahnya yg dibuat pondok, sehingga akhirnya tetap berjalan seperti semula. Setelah itu Simbah K.H.Masyhuri bilang kepada K.Basyariddin (yang ketika itu belum dewasa) bahwa pesantren K.Sidiq dan pesantren K.H.Ma'ruf di gabungkan menjadi satu, di beri nama Al Ma'ruf.

     Seiring berjalanya waktu K.Basyariddin sudah dewasa dan menyelesaikan belajarnya di pesantren Sarang, Beliau kembali pulang ikut membantu kegiatan serta mengelola pesantren Al-Ma'ruf Bandungsari bersama K.H.Masyhuri. Dan K. Mashuri mempunyai seorang adik bernama Siti Rodliyah, dari tunggal bapak tapi beda ibu, yang kemudian Siti Rodliyah di nikah oleh K.H.Abdul Karim. Lalu K.Mashuri dan K.H.Abdul Karim mendirikan Madrasah, yang saat itu di beri nama Riyadlotussyubban, sebagai tingkat dasar, dan Muallimin 6 tahun sebagai tngkat SLTA-nya, dan di ganti menjadi Manba'ul Ulum. K.Basyariddin pun pernah menjadi Direktur Madrasah Manba'ul Ulum yang tak lama kemudian di ganti oleh Simbah K.H. Abdul Wahid Karim.

     Sekitar tahun 1961 K.Mashuri wafat, tak lama setelah itu K.Mashuri mendapat menantu yaitu Mbah K.Muslich, sehingga Pp Al-Ma'ruf dan Madrasah Manba'ul Ulum di kelola oleh KH.Abdul Karim, Mbah K.Muslich dan K. Basyariddin. Lalu sekitar tahun 1981 Simbah K.Muslich wafat, maka Pp Al-Ma'ruf di asuh oleh Mbah KH.Abdul Karim dan K. Basyariddin. Dan pada tahun 1986 Simbah K.Muslich punya menantu bernama KH.Abdul Wahid Zuhdi. Setelah itu Pp Al-Ma'ruf di kelola bersama-sama oleh Simbah KH.Abdul Karim, Mbah K.Basyariddin dan KH.Abdul Wahid Zuhdi, serta di bantu oleh KH.M.Nurul Huda Muslich, Mbah KH.Muhajjirin dan KHR. Ahmad Kholil Karim.

     Tahun 1989 K.H.Abdul Karim wafat, sehingga Pp Al-Ma'ruf di serahkan kepada K.H.Abdul Wahid Zuhdi, K.H.Nurul Huda Muslich, Simbah K.H. Muhajjirin dan Bpk. K. Ali Rohmat. Sedangkan Madrasah di serahkan kepada K.H. Abdul Wahid Karim, K.H.Zaini Tholabi dan yang lainya. Dan Thoriqoh di serahkan kepada Simbah. KHR. Ahmad Kholil Karim di bantuoleh Simbah K.Munawwir, Mbah K.Ma'ruf, Mbah K.Musyafa', dan Mbah K.Manshur. Kemudian ketiga-tiganya di sesepuhi oleh K.H.Basyariddin yang saat itu juga menjadi kepala Desa Bandungsari. Hingga akhirya pada tahun 1997 Simbah K.H. Basyariddin wafat, dan Pp Al- Ma'ruf, Madrasah dan Thoriqoh di kelola oleh masing-masing tanpa ada sesepuh.


Sekian Semoga bermanfaat.